Fata
beranjak menuju Puskesmas untuk membuat surat kesehata. Di ruang dokter Fata
menyampaikan niat hatinya ke pelayan rumah sakit.
“Saya
ingin membuat surat kesehatan bu.”
“Untuk
keperluan apa?” tanya dokter cantik berhidung mancung.
“Saya
hendak melamar kerja bu”, ucap Fata keren.
“Kerja
apa mas?”, tanya perawat imut yang duduk di samping dokter.
Fata
sedikit enggan memberitahunya.
“Dah
bang, kasih tahu aja untuk apa”, timpalnya memaksa.
Fata
tersenyum ringan.
“Iiiini
bu, saya mau lamar kerja cleaning service”, ucap Fata malu.
Sang
dokter bersama perawatnya berbaju putih tertawa girang.
“Ya
sudah sekarang kami buat suratnya. Sebelumnya apa abang sedang sakit, atau ada
riwayat penyakit?, semacam sindrom gitu?”, tanya dokter ingin memastikan.
“Kayaknya
tak ada dok”, saut Fata yakin.
“Yakin
saat ini tak merasakan keluhan sakit?”.
“Ssseesebanarnya
saya sedikit sakit dok. Sakitnya tuh di sini”, ucap Fata teringat lirik lagu
ayu ting ting sambil meletakkan tangan di dada.
“Lah,
kenapa bang?”, timpa dokter.
“Begini
bu, dua minggu lalu saya ditinggalin oleh seorang gadis”, jelas Fata enggan
dilapis malu.
Dokter
dengan perawat saling menatap mendengar ucapan Fata.
“Ya
sudah, abang tunggu dulu sampai galaunya hilang, baru kami buatkan surat
kesehatan. Kalau sekarang tak bisa, sebab abang lagi sakit hati.”
“Maaf
ya bang, kami tak bisa membantu”, ucap dokter sambil nyegir.
Fata
melangkah dengan perasaan sedih.
“Seber”,
lirih Fata.
Dalam
sekejap ia pun hilang di pelinghatan.
-Abu Teuming. Penulis buku "Sepenggal Cerita di Lorong Pesantren".
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.