Kekuatan Persatuan Perantau Aceh

Share:
Sumber foto: anggota PAS

Persatuan warga Aceh masih terbilang kokoh, khususnya mereka yang hidup di tanah rantau, luar Aceh, atau luar negeri.

Persatuan Aceh Serantau (PAS) misalnya. Saat kasus penganiayaan menimpa Muhammad Basri, hingga berujung meninggal dunia, PAS ikut andil mengurus dan mengawal pemulangan jenazah dari Banten ke Aceh, tepatnya Aceh Utara.

Tiga mobil ikut serta bersama satu mobil ambulace. Mereka meninggalkan tanggung jawab utama seperti mencari nafkah dan membina keluarga, demi mengantar jenazah ke Aceh.

Ketika tiba di Siak, Provinsi Riau, satu mobil mengalami kendala. Ban dan pelak mobil pecah. Dari foto yang beredar, musibah terjadi di daerah yang tak banyak penduduk, sehingga sulit mencari ban dan pelak baru, agar mobil bisa jalan kembali.


Sumber foto: anggota PAS

Berbekal info yang disebar di media sosial, warga Aceh yang ada di Riau ikut membantu rombongan, membeli perlengkapan mobil. Bahkan menemani hingga mobil bisa jalan dan meninggalkan Riau. Lagi-lagi persatuan anak Aceh tak diragukan, meskipun mereka tidak saling kenal, bahkan tidak pernah berkomunikasi sekalipun.

Tak hanya itu, anggota PAS di Aceh bergerak ke perbatasan Aceh-SUMUT. Mereka datang dengan 20 unit mobil pribadi, untuk menjemput jenazah di perbatasan provinsi.

Rasa peduli PAS tak terbatas pada nasib keluarga korban, tapi ikut mengawal ketat proses hukum terhadap pelaku tak berbudi itu. Ini mengindikasikan rasa kekeluargaan warga Aceh masih melekat dalam jiwa mereka.

Sikap peduli PAS menjadi bukti bahwa nilai Islam masih mengalir dalam tubuh mereka, yang tidak membiarkan saudaranya menanggung sendiri beban perih ini. Rasa empati ini merupakan buah dari keseharian mereka ketika di kampung, sehingga terbawa ke tempat menggait rezeki.

Dukungan kuat pun datang dari tanah serambi mekkah. Mereka prihatin dan menuntut keadilan atas amuk massa, yang meregang nyawa saudara seiman dan sesuku. Hal ini bisa dilihat dari komentar netizen Aceh pada berbagai media sosial.

Jika dilihat lebih jauh, persantauan anak rantau Aceh masih kental kekeluargaan dan solidarotas. Banyak perantau yang menyempatkan waktu untuk mencari dukungan material demi pembangunan kampung halamannya. Misal sumbangan untuk anak yatim, atau sedekah pembangunan masjid. Bahkan ada yang galang dana untuk membangun rumah kaum dhuafa.

Realita itu harus jadi catatan bagi anak Aceh, khususnya perantau agar tetap menjaga persaudaraan. Sebab ketika musibah menimpa  seseorang, hanya saudara serantau yang maksimal memberikan bantuan.

Lebih penting dari itu, marwah Aceh harus tetap dijaga di mata dunia. Melalui perilaku dalam keseharian, tampilkan sikap islami yang mencerminkan kita benar-benar cucu pahlawan, generasi yang lahir di tanah seribu aulia, dan putra penganut Islam sejati, sebagaimana indatu Aceh yang kokoh mempertahankan agama dan budaya.

Abu Teuming
Ketua Umum Forum Aneuk Rantau Meurandeh (FARMa)

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.