Kisah Karamah Abu Pulo Rungkom

Share:

Oleh Abu Teuming

Informasi meninggal Abu Hanafiah Pulo Rungkom penulis bagikan di grup facebook Grup Anak Rantau Aceh Malaysia (GARAM), banyak yang komentar duka cita dan mendoakannya. Seorang netizen menyebutkan pada masa konflik, di Rudal kawasan Simpang KKK, TNI menyuruh Abu Pulo Rungkom menghitung pagar besi, lalu besi itu bengkok.

Melihat komentar ini, saya penasaran. Rasanya ingin tahu lebih detail dan akurat. Penulis, pada 21 April 2022, di Lhokseumawe, saya-Abu Teuming bertemu wartawan senior di Kota Petro Dolar. Ia rekan saya, Andri. Setahun lalu, wartawan ini pernah bercerita pada saya-Abu Teuming, terkait sosok ulama paling tua di Aceh, sufi, dan jarang diketahui orang, Abu Piah Pulo Rungkom. Ia juga memperlihatkan fotonya.

Pertemuan pasca tutup usia ulama kharismatik tersebut saya manfaatkan untuk konfirmasi sosok Abu Pulo Rungkom, termasuk bertanya karamahnya.

Sang wartawan merespon. Ia menjelaskan, ketika masih konflik di Aceh, Abu Pulo Rungkom melewati markas BKO, TNI, yang disebut Rudal, di kawasan Simpang KKA.

Para BKO menyetop Abu Pulo Rungkom, sebab mengendarai motor tak menggunakan helm, saat melintasi kawasan tersebut.

Selanjutnya, BKO memberikan sanksi pada ulama ini. Hukumannya menghitung pagar besi komplek BKO. Saat Abu Pulo Rungkom menghitung, sambil menunjukkan jari ke arah pagar, semua ujung pagar besi yang ditunjuknya bengkok. Melihat itu, sentak membuat para BKO kaget.

Merasa aneh dengan peristiwa ini, komandan BKO mencari tau siapa sebenarnya sosok Abu Pulo Rungkom. Masyarakat menginformasikan bahwa ia ulama sufi yang memiliki karamah.

Mengetahui hal itu, komandan BKO langsung menjumpainya untuk minta maaf pada Abu Pulo Rungkom.

Wartawan senior itu juga menyebutkan, Abu Pulo Rungkom pernah memecahkan batu besar sendirian. Batu besar itu, kabarnya untuk membuat jalan di kawasan Pulo Rungkom. Ia membelah batu besar dengan durasi satu malam. Perkiraan masyarakat sekitar, batu besar dan banyak itu, mustahil bisa dipecahkan dan diselesaikan satu malam. Bahkan, butuh tenaga puluhan orang, dengan waktu sekitar seminggu.

Di antara kisah yang sudah lumrah diketahui publik, Abu Pulo Rungkom jarang menggunakan alas kaki, sandal, saat berpergian. Namun, kakinya tetap bersih.

Demikian diskusi singkat saya dengan wartawan Lhokseumawe. Ada beberapa kisah lain yang belum sempat saya narasikan.

*Penulis: Abu Teuming

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.