Saat butuh orang lain, rela menanti jika ia sibuk. Saat butuh Allah enggan bertahan di sajadah untuk wirid, berzikir, tafakur dan rabithah. Engkau terlalu sombong. Padahal apa yang kau miliki hanya titipan Allah.
Tahan nafasmu. Pejam matamu. Buka mata hatimu. Hayatilah. Rasulullah itu kekasih Allah, manusia suci, makhluk pilihan. Allah telah menyucikan hatinya dari noda kotoran dosa. Allah menahan langkahnya pada perbuatan maksiat. Ucapannya adalah hikmah. Diamnya adalah teladan. Allah telah mengampuni dosanya yang dahulu dan akan datang. Allah telah bersihkan batin dan raganya dari gelembung maksiat. Ia manusia suci, paling mulia, dan paling taat pada Rabb.
Rasulullah makhluk paling takut pada maksiat. Air matanya menetes saat salah berucap. Hatinya bergetar takut saat melakukan kemungkaran. Allah telah menjamin surga firdaus untuknya. Tetapi ia merasa diri makhluk yang lemah. Ibadahnya siang dan malam. Kakinya yang mulia bengkak dan cerah karena lama berdiri kala salat. Perutnya sering lapar karena lama menahan ujian tanpa kecukupan makanan. Ia istigfar 100 kali setiap hari.
Ingat! Engkau ini makhluk paling hina. Manusia paling zalim di muka bumi yang hidup dalam kubang kemungkaran. Langkahmu tiap hari adalah maksiat. Ucapanmu selalu mengandung dosa. Tubuhmu berlemur dosa. Hatimu busuk bagaikan bangkai. Niatmu tidak pernah tulus, tetapi tiada pernah merasa bersalah di hadapan Allah. Engkau enggan meminta ampun pada Allah. Angkuh dan sombongnya dirimu, yang mengira dunia ini milikmu. Engkau berpikir hidup ini untuk hura-hura sehingga tidak pernah mengingat dosa.
Air matamu hanya menetes saat kehilangan yang dicintai, namun tiada pernah menetes kala mengingat dosa. Padahal dosamu menumpuk bagaikan gunung. Maksiat sejak kecil sampai detik ini sudah memenuhi langit dan bumi. Engkau tetap betah dalam kesombongan. Engkau tidak pernah merasa diri sebagai manusia kotor berlumuran dosa. Lidahmu sangat berat berzikir. Hatimu sangat sulit mengingat Allah. Salatmu cepat bagai kilat menyambar. Ibadahmu instan bagai ayam mematok makanan. Engkau tiada pernah ingin bertahan lama di atas sajadah. Engkau merasa diri orang penting di negeri ini dan super sibuk, sehingga hak Allah engkau lupakan.
Engkau pikirkan kekayaan dunia siang dan malam. Waktu 24 jam tidak cukup bagimu untuk menumpuk harta. Sayangnya, mengingat Allah lima menit saja engkau abaikan. Engkau manusia paling hina dan munafik. Surga tidak butuh orang-orang lalai dan zalim sepertimu. Neraka sangat rindu padamu. Kesombonganmu bagian dari api neraka. Kezalimanmu adalah taman bangkai dalam neraka. Jasadmu adalah bara api yang akan membuat neraka semakin panas membara.
Hadirkan Rasulullah di hadapanmu. Matanya yang suci terus menatap wajahmu yang zalim. Bayangkan, Nabi Muhammad itu utusan Allah, kekasih Allah, manusia paling suci, hamba yang paling dikasihi Allah, tetapi ia hidup sederhana. Seprainya hanya sehelai. Saat musim dingin dibagi dua, setengah untuk alas tidur, dan setengah lagi untuk menyelimuti tubuhnya yang mulia agar tidak kedinginan. Rasulullah kekasih Allah. Permintaannya tidak akan pernah ditolak oleh Allah, namun tetap hidup sederhana. Rumahnya berlobang, kadang hembusan angin malam menggigil tubuhnya.
Umar bin Khattab pernah mendengar Rasulullah tidur di gudang masjid. Ia datang memanjat tangga lantai dua, lalu mendapati nabi tidur di atas pelepah kurma. Badannya yang suci lagi mulia berbekas pelapah kurma yang dijadikan alas tidur. Umar menangis melihat kekasih Allah hidup seperti itu. Tubuhnya yang suci tidur ditempat berdebu. Umar pernah menjumpai nabi sedang memakan sebilah roti dicelup dalam minyak. Umar pun menangis melihat makanan nabi. “Ya Rasul, jika engkau tidak punya makanan sampaikanlah kepada kami. Kami ini sahabatmu”. Nabi berkata, “Apa tidak layak aku mensyukuri nikmat Tuhanku.”
Nabi Muhammad hamba mulia. Ia hidup sederhana. Pakaiannya itu-itu saja yang dikenakan. Allah telah menawarkan gunung Uhud dijadikan emas untuknya. Sang manusia sempurna menolaknya. Setiap nabi memiliki satu permintaan yang akan dikabulkan Allah. Para nabi sebelumnya telah mengambil jatah doa itu ketika mereka masih hidup. Namun Nabi Muhammad masih menyimpan doa itu. Ia akan menggunakan doa kelak demi memohon kepada Allah agar umatnya yang masuk neraka dipindahkan ke dalam surga. Begitu mulianya budi pekerti baginda. Ia relah hidup miskin dan ikhlas dalam penderitaan, asalkan umat tidak pernah hidup sengsara pada hari kiamat.
Lalu, mengapa engkau mengkhianati pengorbanan Rasululllah untukmu? Padahal ia menginginkan keselamatan dunia dan akhirat bagimu. Bukan mendambakan engkau hidup hina di dunia dan akhirat. Mengapa engkau bangga diri dengan kemewahan? Padahal tubuhmu berlumuran dosa. Ketahuilah, engkaulah manusia hina di antara yang terhina.
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.