Setiap periode pemerintahan selalu ada perencanaan program strategis dalam rangka mengisi pembangunan di Indonesia. Program pemerintah tentu sangat penting diketahui publik sebagai langkah memudahkan realisasi agenda pembangunan, terutama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ada bermacam kebijakan publik dari lintas kementerian dan lembaga negara. Di Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), di bawah kepemimpinan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar , MA tersedia delapan program, yakni Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, Penguatan Ekoteologi, Layanan Keagamaan Berdampak, Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi, Pemberdayaan Pesantren, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Sukses Haji dan Digitalisasi Tata Kelola. Dari delapan program, yang cukup relavan dengan Dikrektorat Penerangan Agama Islam adalah meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan, penguatan ekoteologi serta layanan keagamaan berdampak.
Sejatinya, setiap kebijakan Kemenag berupa layanan keagamaan dapat tersampaikan secara optimal kepada masyarakat. Misalnya terkait ekoteologi yang secara langsung bersentuhan dengan kehidupan umat manusia. Nasaruddin Umar mengatakan transformasi ekoteologi cukup penting demi menjaga kesakralan alam. Krisis iklim saat ini membutuhkan pendekatan ekoteologi, yaitu pemahaman keagamaan yang mempertimbangkan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan. Saat ini, demi pembangunan dan kemajuan, manusia tidak lagi menghargai alam sebagai sesuatu yang suci, padahal menjaga kesakralan alam adalah sisi penting dalam kemajuan sebuah negara.
Realita tersebut mesti disikapi secara bijak oleh manusia, dalam bentuk kepedualian terhadap lingkungan dan alam yang selama ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia. Masyarakt Indonesia harus diberikan pemahaman melalui nilai agama bahwa merusak alam sama dengan merusak sesuatu yang suci. Karenanya, dakwah berbasis ekoteologi menadi suatu keniscayaan, dengan target utamanya adalah menanamkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan dan menciptakan generasi yang peduli terhadap alam.
Isu publik ekoteologi menjadi program besar yang mesti diindahkan oleh setiap instansi pemerintah, lebih khususnya masyarakat sebagai penerima manfaat secara berkesinambungan. Melalui aktualisasi konsep ekoteologi, terget utamanya adalah keseimbangan hidup semua makhluk, terutama manusia sebagai makhluk yang berakal.
Keseimbangan alam adalah kebutuhan mendasar yang berawal adanya budaya pelestarian lingkungan, kemudian berdampak positif dalam kehidupan sosial. Itu sebab, program strategis ekoteologi semestinya bukan hanya menjadi perbincangan hangat di kalangan abdi sipil negara (ASN) Kemenag. Lebih dari itu, semua elemen masyarakat wajib tahu arti pentingnya menjaga keseimbangan alam, sehingga manusia dapat hidup lebih efektif tanpa ancaman musibah yang datang karena imbas lingkungan yang makin krisis.
Mengacu pada latar belakang di atas, YSA memandang penting memperluas informasi ekoteologi yang dikemas dengan nilai-nilai agama dan budaya, sekaligus menjadi materi dakwah yang layak disuarakan oleh para dai di Indonesia melalui mimbar, majelis taklim, dan media sosial.
Indonesia memiliki sumber daya dai yang luar biasa. Kontribusi dan pemanfaatan peran dai dalam mencerdaskan masyarakat merupakan konsep pembangunan yang semestinya dikolaborasikan. Hal ini sangat beralasan, sebab dai adalah corong agama yang menyampaikan pesan kedamaian sekaligus mengajak masyarakat mengaktualisasikan nilai-nilai adab terhadap sesama manusia dan alam.
Peran strategis dai juga bisa diperluas dengan mengadopsi isu-isu publik yang telah diprogram instansi pemerintah, kemudian disederhanakan dalam materi dan narasi dakwah, sehingga pesan-pesan publik yang dikelola dengan bijak oleh dai dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan pendekatan agama.
Dakwah masa kini semakin luas dengan hadirnya digitalisasi. Pemanfaatan media sosial sebagai dakwah menjadi suatu keharusan yang akan menjangkau semua kalangan, terutama netizen. Dai perlu menyiapkan konten dakwah berbasis isu publik seperti konsep ekoteologi, kemudian disebarkan via media sosial, yang nantinya dapat diakses kapan pun.
Menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas 2045, tidak hanya fokus pada peningkatan ekonomi dan pendidikan yang orientasinya tercipta lapangan kerja. Lebih dari itu, lapangan kerja dan ekonomi masyarakat mesti meningkat. Bersamaan dengan itu, lingkungan serta alam juga mesti terawat sebagai pendukung dan nilai unggul saat menyambut fase Indonesia emas.
Berdasarkan narasi tersebut, ........
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.