Memang, atas bantuan artificial intelligence (AI), makin mudah membuat beragam laporan, termasuk laporan penyuluhan, khususnya dokumen berbentuk foto dan video. Berapa pun permintaan peserta dalam satu kali penyuluhan, bisa diedit sempurna dan mirip asli, tanpa ragu.
Kalau peristiwa pernikahan rendah, bisa diakali dengan foto berbasis AI, supaya jasa profesi lancar. Ini bagi punya angan-angan nikmat dunia dan lupa kehidupan akhirat.
Bahkan, dokumen kegiatan apa pun seperti pelatihan, seminar, dan sejenisnya bisa diakali. Soal dokumen konsumsi, sangat bisa diedit dengan AI sesuai misi pelakonnya.
Lebih dari itu, hal ini tentu sangat berpotensi muncul lowongan kerja baru sebagai tim verifikasi dokumen, agar ada tim yang jeli dan mahir melihat dokumen laporan asli atau fiktif. Atau bahkan, pihak penguasa AI akan meluncurkan mesin canggih untuk mendeteksi keaslian dokumen foto dan video, yang barang kali wajib dibeli oleh setiap instansi pemerintah. Lagi-lagi, mereka cari cuan dari penjualan produknya atas keahliannya.
Fasilitas hidup memang dibuat butuh terhadap yang tidak butuh. Misal pelindung eksternal (casing) android, sebenarnya tanpa itu juga kita bisa gunakan android. Tapi karena sudah diciptakan oleh tangan terampil, seolah-olah kita butuh amat alat pengaman itu, sehingga tidak ada pengguna gadget yang tidak menggunakan alat yang populer disebut kesing.
Memang, hanya tersisa moral dan etika yang bisa dipelajari pada guru, bukan pada internet.
*Analisa Rengsa; Pengamat Bumi Singet
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKiamat semakin dekat
ReplyDelete