PADA 13 November 2019, lembaga sosial, Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) bersama beberapa instansi pemerintah, serta seluruh sekolah umum di Kecamatan Baitussalam menyelenggarakan “Deklarasi & Sosialisasi Sekolah Bersih Narkoba (Bersinar) 1000 Siswa Anti Narkoba se Kecamatan Baitussalam-Aceh Besar.
Even ini, berawal dari kekhawatiran IKAN terhadap siswa/remaja yang mulai terbiasa dengan narkoba. Bak gayung bersambut. Niat baik IKAN diaminkan oleh kepala sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Sehingga melangkah pada tahap persiapan.
Rapat demi rapat dilalui. Biaya demi biaya terkumpul. Asalkan acara terlakasana. Semangat para penjuang anti narkoba begitu kentara. Tak bergeser dari makna pepatah Aceh, "menyoe ka pakat, lampoh jeurat ta peugala". Saya tak mengartikan ungkapan itu.
Semua elemen Baitussalam seperti sekolah, Camat, Puskesmas dan IKAN memberikan sokongan. Mereka rela _meuripee-meuripee_ , tanpa mengirim proposal ke pemerintah yang notabinenya ribet bin bertele-tele. Niat baik, selalu Allah baikkan (mudahkan). Walau dana tak terkumpul miliaran rupiah seperti proyek yang menyusu pada APBA, setidaknya untuk konsumsi peserta, para undangan, dan sewa peralatan tercukupi. Nilai-nilai gotong royong amat terasa dalam even ini.
Mengingat peserta lumayan banyak, kami memilih perkarangan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Baitussalam. Selain strategis, memiliki halaman yang luas, dengan pohon rindang tumbuh segar di depan gedung-gedung tempat siswa belajar.
Setelah lelah dengan segenap persiapan, IKAN dan sekolah berkaitan resmi mendeklarasikan siswa benci penyalahgunaan narkoba. Benci sebab banyak muzarat ketimbang manfaat.
Pagi itu, hujan tak menghampiri bumi. Panas mentari tak pun merindukan alam. Para siswa, dengan semangat juang mulai memadati arena kegiatan. Riak wajah mereka begitu cerah. Senyum tidak pernah terlihat sepi. Namun penulis dapat merasakan, ada sejuta kesenangan yang mereka rasakan. Ya, mereka bahagia tidak masuk sekolah, alias tidak belajar. Sejujurnya, bukan mereka saja yang bahagia saat tak belajar meskipun sedang di sekolah, tapi penulis dan pembaca pun pasti pernah merasa senang kalau guru tak masuk kelas. Hal itu memang lumrah bagi siswa SD, SMP, dan SMA.
Rancangan awal, perhelatan akan dihadiri oleh Darwati A Gani dan Tgk. Irawan Abdullah. Kedua anggota DPRA itu dijadwalkan menyampai orasi terkait bahaya penyalahgunaan narkoba. Namun kedua anggota DPRA yang juga penasihat IKAN itu berhalangan hadir. Tapi, tak membuat semangat siswa luntur.
Orasi tetap berlanjut. Ketua Umum IKAN, Syahrul Maulidi M.Si mengingatkan siswa agar jangan tergiur pada pemberian orang yang tidak dikenal. Termasuk makanan seperti permen. Bisa jadi makanan yang diberikan mengandung zat narkotika. Wajar memang, anak-anak senang dengan pemberian, berupa makanan gratis. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun kepincut dengan hal gratis.
Dengan bahasa menyentuh, dan mimik tubuh yang mengena, Syahrul berpesan bahwa kejahatan narkotika saat ini dilakukan dengan beragam modus unik lagi kreatif. Kreatif bukan saja dalam kebaikan, tapi banyak orang kreatif demi kejahatan. Perlu diingat, anak-anak telah lama jadi sasaran empuk peredaran barkoba. Terindikasi pula ada oknum memanfaatkan para remaja dan siswa untuk menjadi bagian sindikat kriminal itu.
Setelah deklarasi ini kami dari IKAN dan Relawan Anti Narkoba (RAN) akan mendatangi sekolah tingkat SMA, SMP, dan SD di Kecamatan Baitussalam untuk mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba. Gunanya agar tidak ada yang terlibat narkoba, dan tak menjadi korban penyalahgunaan narkoba.
Sepertinya Syahrul amat merindukan keselamatan generasi bangsa Indonesia. Ia ingin siswa di Baitussalam tidak terlibat penyalahgunaan narkoba. Kalian harus beprestasi, fokus pada belajar. Jangan tergiur dengan janji-janji orang tidak dikenal. Hati-hati pula dengan penggunaan game online, yang kini kian memprihatinkan.
Syahrul membangkit semangat masa depan cerah bagi siswa. Kalau bahasa Aminullah Usman, generasi gemilang. Kegiatan hari ini harus membuat adik-adik semangat untuk menyatakan stop narkoba. Adik-adik harus meraih prestasi yang baik, dan jadi generasi-generasi Aceh yang hebat. Siapa tahu kalian akan jadi camat atau keuchik dan pemimpin lainnya.
Orasi BNN
BNNP Aceh berkesempatan bercuat-cuat di hadapan siswa. Kali ini, Masduki SH mengingatkan bahwa kesehatan adik-adik akan hilang jika menggunakan narkoba. Makanya jangan pernah menyentuh, jangan pernah mengenal, jangan pernah mencari tahu apa itu narkoba.
Sama halnya kita takut pada hantu. Ketika kita takut pada hantu, aksi selanjutnya adalah tidak mau melihat hantu. Begitu juga kita harus takut pada narkoba, harus pula takut melihat narkoba.
Orang-orang yang pakai narkoba tidak ada yang sehat, pasti mereka ada yang sakit. Bahkan ada yang gila akibat otaknya rusak efek narkoba.
Saat ini Indonesia darurat narkoba. Aceh juara 2 pengguna narkoba tertinggi di Indonesia. Perlu diketahui, RI kehilangan pemuda per tahun 18 ribu orang. Per hari 50 orang meninggal akibat narkoba.
Menurut ilmu kesehatan, narkoba bisa mempercepat kematian. Sebab ada yang namanya overdosis. Akibat overdosis menjadikan tubuh pecandu narkoba tidak mampu bertahan, sehingga berujung pada kematian.
Masduki menjelaskan bahwa tidak ada orang sukses menggunakan narkoba. Tidak ada orang berprestasi gara-gara gunakan narkoba. Yang ada malah orang pintar jadi bodoh. Yang rajin jadi malas. Yang pendiam jadi pemarah.
Pesan terakhir Masduki. Kepada siapa pun, termasuk adik-adik yang terlanjur menggunakan narkoba mari melapor ke BNN. Sebab bagi yang melapor tidak akan dipidana, justru dilindungi dengan mengikuti rehabilitasi. Maka jangan tunggu ditangkap, tapi lapor sebelum ditangkap.
Orasi Camat
Orasi berikutnya dimotori oleh Camat Baitussalam, Abu Bakar S. Ag. Pria tegar itu mengatakan tujuan utama kegiatan hari ini untuk menyelamatkan siswa dan generasi Aceh ke depan. Sebab narkoba makin meresahkan dengan bentuk dan jenis berbeda-beda.
Melalui lidahnya, Muspika Baitussalam berkomitmen perangi narkoba demi menjaga generasi. Ke depan muspika dan seluruh keuchik akan berembuk untuk melahirkan qanun terkait narkoba. Kalau tertangkap bandar narkoba di Baitussalam akan kami usir dari Kecamatan Baitussalam.
Sementara perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar, Rusydi S.Ag menyatakan Disdikbud sangat mendukung kegiatan ini, dan memberikan apresiasi pada IKAN dan BNN yang memilih Kabupaten Aceh Besar sebagai pusat sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba.
Terpilihnya Aceh Besar sebagai lokasi perdana sosialisasi anti narkoba di Provinsi Aceh sebagai komitmen BNNP Aceh dalam memberatas maraknya penyalahgunaan narkoba.
Ia berharap pada BNNP dan IKAN tidak hanya melakukan kegiatan di Kecamatan Baitussalam, tetapi dilaksanakan juga pada 23 kecamatan dalam wilayah Aceh Besar. Sebab BNNP Aceh telah mengeluarkan data bahwa Aceh Besar daerah yang rawan narkoba.
Kepada siswa, Rusydi berpesan, mari aplikasikan slogan “prestasi yes, narkoba no”. Jangan hanya sebatas ucapan tanpa aksi nyata.
Amiruddin alias Abu Teuming
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.