Sumber foto: Indonesia Travellers
Setiap bulan Syawal, saya kerap melakukan penelitian ringan, tepatnya setelah melewati hari kemenangan muslim, yaitu Idulfitri. Hasil pengamatan ini mengungkapkan bahwa angka pernikahan meningkat drastis pada Syawal.
Ternyata, masyarakat Aceh lebih dominan memilih bulan Syawal sebagai momen pernikahan. Tentunya punya alasan kuat dan saling berbeda. Saya tidak menguraikan alasan tersebut pada artikel mini ini. Sebab sudah termaktub dalam artikel berjudul : https://www.abuteuming.com/2020/06/faktor-menikah-pada-bulan-syawal.html?m=1
Intinya, akad nikah di bumi Aceh lebih banyak terdengar pada Syawal. Sehingga ada humor yang menyebut setiap habis bulan Ramadan pasti akan bertambah bulan baru yang bikin bawa perasaan (baper), yakni Bulan Payung Kuning atau Bulan Madu. Maksudnya bulan pernikahan dan pesta perkawinan. Sebab mereka menggunakan Payung Kuning ketika Intat Linto (mengantar Pengantin Pria) dan sebaliknya. Serta menyemarakkan hubungan suci dengan Bulan Madu.
Pada beberapa Kantor Urusan Agama (KUA), daftar peserta nikah bulan Syawal meningkat tajam. Saya telah meneliti beberapa KUA, Syawal memang menjadi bulan primadona pasangan muda yang hendak mengakhiri masa lajang dan menggelar pesta unduh mantu.
Sumber foto: Steemkr.com
Petugas KUA pun terbilang sibuk bila Syawal tiba, karena harus melayani masyarakat yang akan melaksanakan prosesi pernikahan.
Pada tahun 2018, rekan saya yang menikah pada bulan Syawal ada enam (6) orang. Itu baru teman saya, belum lagi teman Anda, saudara Anda, saudara orang tua Anda, dan sebagainya.
Harapannya, bulan Payung Kuning ini membuat rumah tangga mereka jadi kuning. Sebab kuning menjadi idaman semua orang (emas). Kuning juga menjadi warna favorit Kerajaan Aceh yang melambangkan kesejahteraan.
Semoga mereka yang belum merasakan bahagianya dibuat teduh dengan Payung Kuning akan segera menikmatinya. Harapan suci kami, semua yang telah mengikrarkan janji suci menjadi keluarga sakinah mawaddah dan rahmah.
Abu Teuming
Direktur LSM Keluarga Sakinah Mawaddah dan Rahmah (K-Samara) dan Penyuluh Agama Islam Aceh Besar.
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.